top of page

Apakah Anda seorang Introvert atau Ekstrovert?


Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata introvert? Apakah mungkin kita akan membayangkan seseorang yang pemalu, penyendiri, dan hanya sedikit berbicara? Dan sebaliknya jika kita mendengar kata ekstrovert, kita akan membayangkan seorang yang periang, bawel dan rame.

Apakah pendapat ini sepenuhnya benar atau kurang tepat? Mari kita lihat!


Ekstrovert adalah kecenderungan perilaku yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju keluar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah kecenderungan perilaku yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam. Jadi, ternyata yang membedakan adalah bagaimana mereka memperoleh energi.


Kepribadian orang ekstrovert sangat bertolak belakang dengan orang introvert karena mereka adalah orang-orang yang berorientasi ke ‘luar’ diri mereka (outward thinking).


Orang ekstrovert merupakan orang yang pandai bersosialisasi, dan senang mengobrol. Jika orang introvert mengisi energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru mendapatkan energi mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak. Ketika mereka sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan “menghabiskan/menguras” energi mereka.

Contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah Soekarno, Guy Kawasaki, dan Larry King.


Introvert adalah orang yang berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga orang-orang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas. Sumber energi mental mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stok’ energi mental mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri.


Pada dasarnya, orang introvert juga suka bersosialisasi, namun mereka sudah merasa nyaman jika memiliki 1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka yang terpenting bukanlah kuantitas teman yang mereka miliki tetapi lebih kepada kualitas atau ‘kedalaman’ hubungan yang mereka bangun. Beda halnya dengan orang ekstrovert, mereka sangat senang bertemu dengan orang-orang baru dan membuat teman sebanyak mungkin karena justru hal inilah yang membuat mereka nyaman.


Dalam dunia kerja, orang introvert lebih cenderung bekerja secara sendiri atau dalam kelompok kecil yang tenang karena bagi mereka cara kerja seperti itu terasa kondusif. Adapun orang ekstrovert, mereka senang bekerja di posisi dimana mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang. Tempatkan mereka di lingkungan sepi dan mereka akan merasa pekerjaan itu sangat tidak menyenangkan.


Banyak pemikir, seniman atau orang - orang hebat yang merupakan orang introvert. Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka.

Lalu yang manakah yang lebih bagus, menjadi orang introvert atau ekstrovert? Sebenarnya pertanyaan ini sendiri tidak tepat ditanyakan karena esensinya akan sama apabila kita mempertanyakan yang manakah lebih bagus antara pria atau wanita. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Sayangnya di dunia dimana publisitas dan narsisme di agung-agungkan seringkali orang ekstrovert cenderung mendapat apresiasi lebih dibandingkan orang introvert karena orang ekstrovert biasanya lebih unggul dalam bersosialiasi sehingga mudah kelihatan ‘menonjol’ di mata orang lain.


Pada dasarnya tidak ada orang yang 100% ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita semua merupakan campuran dari unsur ini, hanya saja ada satu unsur yang mendominasi kecenderungan perilaku kita yang memang sudah terbentuk dari ‘sananya’.


Pada sisi lain, ada juga orang yang bertipe Ambivert, yaitu orang yang memiliki kepribadian introvert dan ekstrovert yang seimbang atau 50-50, namun jumlah orang seperti ini sangat sedikit.


Pada akhirnya kita tidak perlu mempermasalahkan apakah kita introvert atau ekstrovert, tapi yang lebih penting adalah bagaimana mengembangkan potensi berdasarkan pengetahuan akan jenis kepribadian kita, karena setiap kepribadian tentu memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Orang introvert perlu belajar lebih membuka diri terhadap pergaulan baru dan dunia sosial, sedangkan orang ekstrovert harus belajar menikmati waktu-waktu sendiri mereka.


Tabel ini bisa membantu Anda untuk melihat lebih jelas perbandingannya



Kita semua membutuhkan satu sama lain dan dunia ini akan menjadi monoton jika semuanya saya. Mulai hargai kepribadian yang berbeda di kantor Anda dan berkolaborasi dengan menghargai kekuatan masing-masing dan menjadi kontributor bagi kelemahan team Anda. Selamat beraktivitas dan salam produktif dari kami!

Recent Posts